Assalamu'alaikum...
Sudah lama tak menulis di blog pribadiku ini. Kali ini aku akan menulis tentang Pengalaman berharga yang tak kudapatkan, CITY CHALLENGE @Bandung .. Namun kudapatkan cerita dari beberapa teman yang mengikuti kegiatan tersebut. Yuk kita langsung baca aja...!CITY CHALLENGE 2018 - BANDUNG
UMAR USMAN BUSINESS SCHOOL BATCH 5
Beberapa hari sebelum dilaksanakannya City Challenge ini, kami diberi tahu oleh para tim manajemen dan tim akademik bahwa akan melaksanakan City Challenge. Masih dirahasiakan dimana akan terlaksananya kegiatan ini, kami juga diberi arahan, motivasi, serta semangat dari para mentor dan dosen kami tercinta. Masih ingat juga dari materi yang disampaikan oleh Mr.JOSS - POLA PERTOLONGAN ALLAH. Bahwasanya, melakukan apa saja jika di'niatkan' karena Allah,selalu ingat Allah, maka Insya Allah... Allah akan selalu menolong kita.
Ya, kegiatan City Challenge ini juga merupakan kegiatan pembelajaran bagi para mahasiswa Umar Usman. Pesan dosen kami, Mr. Arif & Mr. Adri, bahwa yang paling mendasar bagi para calon PENGUSAHA ialah dibutuhkannya MENTAL TANGGUH. Ya, belajar melatih diri agar bisa memiliki mental pengusaha tersebut. Bagaimana? Seperti challenge sebelumnya, kami diminta untuk berlaku jujur, yaitu tidak membawa handphone dan barang berharga lainnya. Kalau kata teman-teman sih, belajar jadi 'gembel' hahaha.... Ya, memang menjadi pengusaha tidak semudah yang dibayangkan, butuh proses, tidak ada yang instan. Harus mau belajar hidup susah, biar nanti ketika senang kita tidak lupa diri, bahwa kita juga pernah merasakan bagaimana hidup susah.
Challenge kali ini diadakan di Bandung, ternyata masih sama dengan tahun sebelumnya. Ya, 3 Hari 2 malam tanpa membawa apa-apa di kota orang... Di beri target untuk membawa pulang Profit senilai 2 juta rupiah... . Mengandalkan diri sendiri dirasa sangat sulit, namun jika kita meluruskan niat dan berpegang teguh karena Allah, maka Insya Allah Pertolongan Allah itu sungguh mudah didapatkan... Kapan saja, dimana saja kita berada. Pastilah ada orang yang Allah gerakkan hatinya untuk menolong kita. Dan Alhamdulillahnya, dibagikan secara berkelompok, jadi tidak sendiri-sendiri...
Dikarenakan berkelompok, maka dibutuhkan kerja sama tim yang selaras. Sama-sama meluruskan niat karena Allah, karena ingin menimba ilmu, karena ingin belajar melatih peningkatan diri.
Umar 26 sebelum di Challenge |
Sebelum aku melanjutkan cerita ini, izinkan aku menulis tulisan yang aku tulis di Smartphoneku saat hari Selasa, 23 Januari 2018.
Sepi, sendiri.Malam itu tepat malam sebelum hari itu. Aku meminta do'a serta izin dari orang tua, keluarga, bahkan ibu kos dan beberapa kakak teman satu kosku. Sudah sejak jauh hari mempersiapkan diri, sudah mendapat pesan dari sang dosen untuk selalu percaya diri dan berani. Tak lupa aku mengatur alarm di ponselku berniat tidak terlelap dan tepat waktu. Sebelum tidur, aku mempersiapkan diri. Berbicara seolah-olah bertemu dengan bapak, ibu, kakak, adik atau orang baru yang belum ku kenal. "Assalamu'alaikum, permisi pak/bu/kak, saya Habibah dari Jakarta... Saya kesini mau belajar melatih diri agar lebih berani menghadapi orang baru" "Saya kesini mau belajar melatih diri agar mandiri, pak/bu/kak" "Saya mau kenalan sama ibu/bapak/kakak".
Setelah terlelap lalu terbangun entah pukul berapa tepatnya... Hmm, biar kuingat, sekitar pukul 23.09 aku terbangun dan menatap layar smartphoneku. Sebentar saja, aku kembali ingin tidur. Lalu kembali terbangun pukul 01.00, tidur lagi, bagai tidur ayam, tak nyenyak, tak benar-benar tidur, terbangun lagi pukul 01.45, kembali tidur hingga alarm berbunyi pukul 03.30. Ku berjanji untuk tidur sejenak saja. Karena ingin terbangun lagi untuk segera mandi dan bersiap-siap ke kampus.
Namun, apa daya. Ternyata tidur kali ini benar-benar lelap... Sampai mimpi. Sehingga ketika tersadar dan terbangun lagi... Astaghfirullah... Aku langsung terperanjat, beranjak dari tempat tidurku. Melihat jam pada layar smartphoneku menunjukkan pukul 06.34 !!!. Kulihat pula dengan mata terpicing namun jelas, Guru dan teman-temanku ternyata menelponku sedari tadi sebelum berangkat.
Tanpa pikir panjang, aku langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi secara cepat kilat, melaksanakan sholat sunnah dhuha setelah siap berpakaian. Sementara waktu terus berjalan, saat sudah siap, aku menelpon guruku. Sungguh diri ini merasa sangat bersalah. Astaghfirullah... Guruku bilang, perjalanan sudah jauh, kalau memungkinkan untuk menyusul, akan ditunggu di rest area kilometer ke 57. Saat aku mengkonfirmasi ke mentorku, keadaan untuk menyusul tidak memungkinkan, dikarenakan jalan sangat padat alias macet.
Sempat rasanya ingin nekat untuk tetap menyusul, namun... Mentorku berpesan, "Mungkin dengan Bibah ketiduran dan ketinggal itu yang terbaik buat Bibah gak ikut dulu challenge di sesi ini"... "Tetep berprasangka baik aja, mungkin Bibah ketinggalan ini cara Allah sayang sama Bibah"... "Allah tau yang terbaik buat Bibah"... "Karena challenge nya 3 hari tanpa apa-apa kecuali pertolongan Allah" .
Mungkin teman-teman yang lain belajar self development dengan cara challenge, kalau Bibah... Dengan cara ikhlas mengakui kesalahan dan menerima kebenaran. (Ikhlas menerima kenyataan bahwa Bibah terlambat bangun lalu tidak mengikuti kegiatan challenge kali ini.)
Setelah menulisnya, langsung kukirim ke kakak perempuanku juga kukirim ke mentorku. Betapa sedihnya aku tak bisa mengikuti kegiatan kampus kali ini, tak kuasa lagi untuk menahan tangis, akhirnya aku menangis setelah mengirim tulisanku. Ya, baru kali ini aku menangis dikarenakan tidak bisa mengikuti kegiatan challenge. Karena menurutku, kegiatan ini sangat diperlukan untuk melatih meningkatkan diri, melatih mental, melatih mandiri, serta pengalaman bersama teman-teman yang mungkin takkan kudapatkan ditempat lain. Penyesalan selalu datang belakangan. Tak perlu disesali lagi, ini sudah terjadi. Kujadikan pembelajaran agar tidak mengulanginya kembali di masa yang akan datang.
Nah, berikut beberapa review dari teman-teman saya mengenai pengalaman mereka saat melaksanakan kegiatan City Challenge di Bandung.
Boss Rofi & Kelompok
Karena ia sudah pernah challenge ke Bandung, dikarenakan ia salah satu mahasiswa Superpreneur, Ia dan kelompok sudah mengetahui bahwa orang-orang Bandung sudah 'Melek Internet', jadi ketika ditawarkan jasa SEO,Internet marketing maka sudah sering mengalami penolakan walaupun toko kecil sekalipun, ternyata mereka sudah memasang SEO. Jadilah ia dan kelompoknya hanya berjualan air minum yang dibawakan dari kampus dan Alhamdulillah laku seharga 100 ribu rupiah. Uang tersebut diputar kembali, dibelikan air mineral satu kardus dan kembali berjualan air saja hingga pulang. Hikmah yang dapat diambil dari city challenge menurutnya ialah bisa saling berbagi kepada sesama, kepada teman-teman.
Boss Ravie & Kelompok
Dari awal, kami sudah berniat untuk 'tercyduk' (bahasa jaman sekarang, haha). Berniat untuk menyerahkan diri ke polisi bahwa kami adalah 'anak ilang'. Itu pemikirannya sebelum tiba di tempat challenge. Saat challenge pun, kebingungan untuk menjual apa. Hanya menjual air mineral, sampai akhirnya bertemu Satpol PP, dan benar jadi menyerahkan diri. Meminta bantuan dan Alhamdulillah diantarkan oleh para satpol pp tersebut menaiki tronton hingga Terminal Leuwi Panjang.
Boss Anju & Kelompok
Saat challenge menuju ITB, boss Anju bersama boss Farida sedang menjual nasi kuning, bertemu dengan salah satu temannya boss Anju yang berkuliah di ITB. Langsunglah boss Anju menawarkan nasi kuning tersebut, sudah menjelaskan bahwa ia sedang tidak liburan, melainkan sedang challenge, tetap saja temannya tersebut tak percaya dan mengira ia sedang berlibur. Saat menawarkan nasi kuning tersebut demi supaya dibeli, harga sudah diberi harga teman, bukannya dibeli, malah ditolak dengan alasan "sudah kenyang". Disitulah boss Anju sadar, mana yang memang benar-benar teman.
Boss Salvia & Kelompok :
"Kami diturunkan di Cihampelas lalu berjalan kaki menuju masjid dekat kereta. Sesampainya di masjid, langsung melaksanakan sholat tahiyatul masjid. Setelah sholat, kami berdiskusi lalu melanjutkan perjalanan challenge menuju hotel menawarkan jasa SEO, namun tidak satupun hotel yang kami kunjungi minat pada jasa yang kami tawarkan dan beralasan bahwa sudah memiliki bagian yang mengerjakan internet marketing. Setelah lelah berkeliling, kami kembali mencari masjid untuk beristirahat.
Hari kedua, kami dibangunkan menjelang subuh, ternyata diusir oleh satpam. Lanjut perjalanan menuju pasar pagi setelah sholat subuh, mengutarakan niat kami untuk membantu salah satu pedagang yang kami temui, malahan kami dikira penipu dan diusir untuk segera pergi. Tak menyerah, kami terus berusaha menawarkan bantuan kepada para pedagang disana, ternyata yang kami terima hanyalah penolakan, dikarenakan ternyata pasar tersebut sebentar lagi akan tutup. Berpindah tujuan, kami menuju kantor walikota Bandung, berharap mendapat bantuan, Lalu kami ke BASNAS, sama... ternyata sudah full yang artinya tidak adalagi bantuan yang bisa didapat. Saatnya adzan ashar berkumandang, kami melaksanakan sholat di masjid AL-UKHUWAH yang ternyata disana kami bertemu teman dari kelompok lain. Dikarenakan hujan turun, sembari menunggu sampai maghrib, lalu kami mengikuti kajian di masjid tersebut yang bertema "Berserah Diri Kepada Allah dan Rasul". Setelah sholat Isya, kami makan malam yang mana kami dapatkan dari teman kelompok kami, satu bungkus untuk satu kelompok kami!, wow, Alhamdulillah, walaupun begitu kami sangat bersyukur, kami jadi tahu arti berbagi serta kebersamaan. Kami keluar masjid bertujuan ke alun-alun Bandung, namun ternyata dirasa persaingan ketat, kami berjalan lagi. Terus lurus hingga stasiun Bandung. Disamping stasiun kami melihat tukang asongan, langsung lah kami menyapa dan berniat ingin membantu berjualan air minum. Bapak itu menolak lalu bertanya, "Memangnya adik mau kemana?". "Kita mau pulang ke Jakarta pak, tapi gak punya ongkos, jadi kita mau bantu bapak jualin air minum". Tak disangka, setelah itu bapak tersebut memeriksa saku celananya, lalu mengambil uang, dan kembali bertanya untuk berapa orang. Kami diberi uang 35ribu untuk ongkos kereta sampai ke Purwakarta. Kami bermalam di kereta, hingga tiba di Purwakarta pukul 12 malam, kami mencari masjid sekitar untuk kami jadikan tempat peristirahatan.
Hari ketiga, Setelah solat subuh kami mengejar waktu demi pulang ke Jakarta. Ternyata kita sudah ketinggalan kereta, kamipun menunggu. Sembari menunggu,kami membantu ibu penjual nasi uduk, untuk menjual nasi uduk. Alhamdulillah kami mendapat profit, dan uang tersebut kami pakai untuk membeli tiket kereta menuju Jakarta. Karena sudah lelah, kami melaksanakan sholat dhuha, menumpang untuk mengambil air wudhu di rumah warga. Kami sholat dhuha dan dzuhur di mushola samping kereta. Antara dhuha dan dzuhur, kami berkenalan dengan teman laki-laki yang usianya sebaya dengan kami, ternyata kereta kami satu arah namun ia bertujuan berbeda dengan kami, yakni ke Karawang. Lalu kami bersama-sama menuju kantor walikota Purwakarta berniat membantu, malahan kami diberi uang sebesar 100 ribu. Kami juga makan bersama beralaskan daun pisang. Pengalaman yang sungguh berharga. Setelah tiba waktunya kereta datang, kami langsung naik ke kereta dan berpisah dengan teman baru saat kereta sudah tiba di karawang, tak lupa kami juga bertukaran nomor handphone. Alhamdulillah, akhirnya kami sampai stasiun Pasar Senen, saat turun kami langsung mencari busway dengan tujuan Lebak Bulus. Sekitar pukul 18.30 akhirnya kami tiba di halte depan kampus dan sholat di masjid AL-WUSTHO. Setelahnya kami menuju kampus menaiki tangga hingga lantai 3 dan diberi makan dan minum dilanjutkan dengan presentasi.Alhamdulillah."
Boss Zia & Kelompok
"Pertama kami diturunkan di dekat alun-alun, lalu melihat ada plang bertuliskan "Alun-alun". Kami terus lurus mengikuti arah jalan menuju alun-alun, dan berharap terdapat kelompok lain disitu. Sekitar 10 hingga 15 menit, kami sembari menjual air mineral yang dibawakan dari kampus, namun tidak satupun ada yang laku. Akhirnya kami berinisiatif untuk memberikan air mineral tersebut kepada orang yang kami temui. Kami melanjutkan perjalanan menuju masjid. Setelah sholat isya, boss Willy kehilangan sepatunya, tetapi alhamdulillah diberikan sandal oleh bapak penjaga masjid. Lalu kami berkomitmen dan berjanji untuk kumpul kembali ditempat yang kami tentukan, dari situlah kami berpencar, Boss Zia berdua dengan Boss Vika, dan Boss yang laki-laki ke tempat lain, berpencar untuk bisa mendapatkan makanan sebelum kembali untuk berkumpul lagi di masjid pukul 23.00 . Boss Zia dan Boss Vika bersama mencari tempat makan di Rumah Makan Padang, namun tidak jadi. Sampai akhirnya berhenti di depan Warteg setelah lelah berjalan terus sedari tadi. Berniat untuk masuk, tetapi dikarenakan sangat ramai pengunjung, mereka mengurungkan niatnya dan berdiri di depan warteg. Tiba-tiba ada seorang abang yang menghampiri mereka berdua. Dikarenakan si Abang ini mengira bahwasanya Boss Vika dan Boss Zia adalah orang yang telah berkunjung dan makan di Bebek Kaleo. Padahal sama sekali bukan, sempat sedikit berdebat pendek karena mereka tidak merasa telah berkunjung ke Bebek Kaleo, si Abang mengatakan sambil memberi tawaran makanan, "Yasudah gak apa-apa, mungkin ini memang rezeki kalian, ambil aja neng maaf ya cuma bisa ngasih segini". Akhirnya diterima dan makan dengan lahap lalu kembali ke masjid untuk berkumpul kembali.
Sembari makan, ada seorang bapak yang menanyakan mereka darimana, "Dari Jakarta pak, kita lagi challenge". "Oh, jadi gak bawa apa-apa?" dan menanyakan juga apakah teman-teman yang lain sudah makan... Setelah itu sang bapak membelikan makanan masing-masing satu. Alhamdulillah.
Keesokan harinya, kami, (perempuan) berjualan gorengan. Yang laki-laki menawarkan jasa bersih-bersih di hotel. Setelahnya kami menumpang sholat disuatu tempat dan bertemu dengan kyainya. Kyai tersebut meminta untuk dibantu menjualkan buku beberapa dan menawarkan agar keesokan harinya bisa mengajar anak muridnya. Keesokan harinya mengajar selama 3 jam, berbagi tentang pengalaman bisnis, dikarenakan yang diajar adalah siswa jurusan IPS. Setelahnya, Boss Zia dan Boss Vika berjualan donat 3 box yang totalnya 60 donat. Alhamdulillah laku dan memutuskan untuk pulang dikarenakan sudah bingung setelah yang tadinya diminta mengajar lagi, ternyata tidak jadi mengajar lagi. Para boss yang perempuan menaiki bus untuk pulang ke Jakarta. Sedangkan yang tadinya laki-laki ingin ke alun-alun, ternyata malah menaiki mobil Avanza menuju stasiun.Dikarenakan ada salah satu boss yang bisa mengendarai mobil dan membawa sim A, maka jadilah ia mengendarai mobil dan si bapak pemilik mobil tidur hingga akhirnya tiba di kampus pukul 02.00 dini hari.
Alhamdulillah... bagaimana menurut kalian, review pengalaman tentang City Challenge Bandung ini? SERU BANGET KAN?!
Sekian dulu review CITY CHALLENGE @Bandung part 1 ini, review berikutnya akan aku tulis di blog review part 2, Semoga bermanfaat!!! Terima kasih sebelumnya yang sudah membaca.
Wassalamu'alaikum...
Salam Pengusaha Sukses Berkah Berlimpah,
ANISA HABIBAH.
Nah, berikut beberapa review dari teman-teman saya mengenai pengalaman mereka saat melaksanakan kegiatan City Challenge di Bandung.
Boss Rofi & Kelompok
Karena ia sudah pernah challenge ke Bandung, dikarenakan ia salah satu mahasiswa Superpreneur, Ia dan kelompok sudah mengetahui bahwa orang-orang Bandung sudah 'Melek Internet', jadi ketika ditawarkan jasa SEO,Internet marketing maka sudah sering mengalami penolakan walaupun toko kecil sekalipun, ternyata mereka sudah memasang SEO. Jadilah ia dan kelompoknya hanya berjualan air minum yang dibawakan dari kampus dan Alhamdulillah laku seharga 100 ribu rupiah. Uang tersebut diputar kembali, dibelikan air mineral satu kardus dan kembali berjualan air saja hingga pulang. Hikmah yang dapat diambil dari city challenge menurutnya ialah bisa saling berbagi kepada sesama, kepada teman-teman.
Boss Ravie & Kelompok
Dari awal, kami sudah berniat untuk 'tercyduk' (bahasa jaman sekarang, haha). Berniat untuk menyerahkan diri ke polisi bahwa kami adalah 'anak ilang'. Itu pemikirannya sebelum tiba di tempat challenge. Saat challenge pun, kebingungan untuk menjual apa. Hanya menjual air mineral, sampai akhirnya bertemu Satpol PP, dan benar jadi menyerahkan diri. Meminta bantuan dan Alhamdulillah diantarkan oleh para satpol pp tersebut menaiki tronton hingga Terminal Leuwi Panjang.
Boss Anju & Kelompok
Saat challenge menuju ITB, boss Anju bersama boss Farida sedang menjual nasi kuning, bertemu dengan salah satu temannya boss Anju yang berkuliah di ITB. Langsunglah boss Anju menawarkan nasi kuning tersebut, sudah menjelaskan bahwa ia sedang tidak liburan, melainkan sedang challenge, tetap saja temannya tersebut tak percaya dan mengira ia sedang berlibur. Saat menawarkan nasi kuning tersebut demi supaya dibeli, harga sudah diberi harga teman, bukannya dibeli, malah ditolak dengan alasan "sudah kenyang". Disitulah boss Anju sadar, mana yang memang benar-benar teman.
Boss Salvia & Kelompok :
"Kami diturunkan di Cihampelas lalu berjalan kaki menuju masjid dekat kereta. Sesampainya di masjid, langsung melaksanakan sholat tahiyatul masjid. Setelah sholat, kami berdiskusi lalu melanjutkan perjalanan challenge menuju hotel menawarkan jasa SEO, namun tidak satupun hotel yang kami kunjungi minat pada jasa yang kami tawarkan dan beralasan bahwa sudah memiliki bagian yang mengerjakan internet marketing. Setelah lelah berkeliling, kami kembali mencari masjid untuk beristirahat.
Hari kedua, kami dibangunkan menjelang subuh, ternyata diusir oleh satpam. Lanjut perjalanan menuju pasar pagi setelah sholat subuh, mengutarakan niat kami untuk membantu salah satu pedagang yang kami temui, malahan kami dikira penipu dan diusir untuk segera pergi. Tak menyerah, kami terus berusaha menawarkan bantuan kepada para pedagang disana, ternyata yang kami terima hanyalah penolakan, dikarenakan ternyata pasar tersebut sebentar lagi akan tutup. Berpindah tujuan, kami menuju kantor walikota Bandung, berharap mendapat bantuan, Lalu kami ke BASNAS, sama... ternyata sudah full yang artinya tidak adalagi bantuan yang bisa didapat. Saatnya adzan ashar berkumandang, kami melaksanakan sholat di masjid AL-UKHUWAH yang ternyata disana kami bertemu teman dari kelompok lain. Dikarenakan hujan turun, sembari menunggu sampai maghrib, lalu kami mengikuti kajian di masjid tersebut yang bertema "Berserah Diri Kepada Allah dan Rasul". Setelah sholat Isya, kami makan malam yang mana kami dapatkan dari teman kelompok kami, satu bungkus untuk satu kelompok kami!, wow, Alhamdulillah, walaupun begitu kami sangat bersyukur, kami jadi tahu arti berbagi serta kebersamaan. Kami keluar masjid bertujuan ke alun-alun Bandung, namun ternyata dirasa persaingan ketat, kami berjalan lagi. Terus lurus hingga stasiun Bandung. Disamping stasiun kami melihat tukang asongan, langsung lah kami menyapa dan berniat ingin membantu berjualan air minum. Bapak itu menolak lalu bertanya, "Memangnya adik mau kemana?". "Kita mau pulang ke Jakarta pak, tapi gak punya ongkos, jadi kita mau bantu bapak jualin air minum". Tak disangka, setelah itu bapak tersebut memeriksa saku celananya, lalu mengambil uang, dan kembali bertanya untuk berapa orang. Kami diberi uang 35ribu untuk ongkos kereta sampai ke Purwakarta. Kami bermalam di kereta, hingga tiba di Purwakarta pukul 12 malam, kami mencari masjid sekitar untuk kami jadikan tempat peristirahatan.
Hari ketiga, Setelah solat subuh kami mengejar waktu demi pulang ke Jakarta. Ternyata kita sudah ketinggalan kereta, kamipun menunggu. Sembari menunggu,kami membantu ibu penjual nasi uduk, untuk menjual nasi uduk. Alhamdulillah kami mendapat profit, dan uang tersebut kami pakai untuk membeli tiket kereta menuju Jakarta. Karena sudah lelah, kami melaksanakan sholat dhuha, menumpang untuk mengambil air wudhu di rumah warga. Kami sholat dhuha dan dzuhur di mushola samping kereta. Antara dhuha dan dzuhur, kami berkenalan dengan teman laki-laki yang usianya sebaya dengan kami, ternyata kereta kami satu arah namun ia bertujuan berbeda dengan kami, yakni ke Karawang. Lalu kami bersama-sama menuju kantor walikota Purwakarta berniat membantu, malahan kami diberi uang sebesar 100 ribu. Kami juga makan bersama beralaskan daun pisang. Pengalaman yang sungguh berharga. Setelah tiba waktunya kereta datang, kami langsung naik ke kereta dan berpisah dengan teman baru saat kereta sudah tiba di karawang, tak lupa kami juga bertukaran nomor handphone. Alhamdulillah, akhirnya kami sampai stasiun Pasar Senen, saat turun kami langsung mencari busway dengan tujuan Lebak Bulus. Sekitar pukul 18.30 akhirnya kami tiba di halte depan kampus dan sholat di masjid AL-WUSTHO. Setelahnya kami menuju kampus menaiki tangga hingga lantai 3 dan diberi makan dan minum dilanjutkan dengan presentasi.Alhamdulillah."
Saat makan bersama teman baru... |
Boss Zia & Kelompok
"Pertama kami diturunkan di dekat alun-alun, lalu melihat ada plang bertuliskan "Alun-alun". Kami terus lurus mengikuti arah jalan menuju alun-alun, dan berharap terdapat kelompok lain disitu. Sekitar 10 hingga 15 menit, kami sembari menjual air mineral yang dibawakan dari kampus, namun tidak satupun ada yang laku. Akhirnya kami berinisiatif untuk memberikan air mineral tersebut kepada orang yang kami temui. Kami melanjutkan perjalanan menuju masjid. Setelah sholat isya, boss Willy kehilangan sepatunya, tetapi alhamdulillah diberikan sandal oleh bapak penjaga masjid. Lalu kami berkomitmen dan berjanji untuk kumpul kembali ditempat yang kami tentukan, dari situlah kami berpencar, Boss Zia berdua dengan Boss Vika, dan Boss yang laki-laki ke tempat lain, berpencar untuk bisa mendapatkan makanan sebelum kembali untuk berkumpul lagi di masjid pukul 23.00 . Boss Zia dan Boss Vika bersama mencari tempat makan di Rumah Makan Padang, namun tidak jadi. Sampai akhirnya berhenti di depan Warteg setelah lelah berjalan terus sedari tadi. Berniat untuk masuk, tetapi dikarenakan sangat ramai pengunjung, mereka mengurungkan niatnya dan berdiri di depan warteg. Tiba-tiba ada seorang abang yang menghampiri mereka berdua. Dikarenakan si Abang ini mengira bahwasanya Boss Vika dan Boss Zia adalah orang yang telah berkunjung dan makan di Bebek Kaleo. Padahal sama sekali bukan, sempat sedikit berdebat pendek karena mereka tidak merasa telah berkunjung ke Bebek Kaleo, si Abang mengatakan sambil memberi tawaran makanan, "Yasudah gak apa-apa, mungkin ini memang rezeki kalian, ambil aja neng maaf ya cuma bisa ngasih segini". Akhirnya diterima dan makan dengan lahap lalu kembali ke masjid untuk berkumpul kembali.
Sembari makan, ada seorang bapak yang menanyakan mereka darimana, "Dari Jakarta pak, kita lagi challenge". "Oh, jadi gak bawa apa-apa?" dan menanyakan juga apakah teman-teman yang lain sudah makan... Setelah itu sang bapak membelikan makanan masing-masing satu. Alhamdulillah.
Keesokan harinya, kami, (perempuan) berjualan gorengan. Yang laki-laki menawarkan jasa bersih-bersih di hotel. Setelahnya kami menumpang sholat disuatu tempat dan bertemu dengan kyainya. Kyai tersebut meminta untuk dibantu menjualkan buku beberapa dan menawarkan agar keesokan harinya bisa mengajar anak muridnya. Keesokan harinya mengajar selama 3 jam, berbagi tentang pengalaman bisnis, dikarenakan yang diajar adalah siswa jurusan IPS. Setelahnya, Boss Zia dan Boss Vika berjualan donat 3 box yang totalnya 60 donat. Alhamdulillah laku dan memutuskan untuk pulang dikarenakan sudah bingung setelah yang tadinya diminta mengajar lagi, ternyata tidak jadi mengajar lagi. Para boss yang perempuan menaiki bus untuk pulang ke Jakarta. Sedangkan yang tadinya laki-laki ingin ke alun-alun, ternyata malah menaiki mobil Avanza menuju stasiun.Dikarenakan ada salah satu boss yang bisa mengendarai mobil dan membawa sim A, maka jadilah ia mengendarai mobil dan si bapak pemilik mobil tidur hingga akhirnya tiba di kampus pukul 02.00 dini hari.
Alhamdulillah... bagaimana menurut kalian, review pengalaman tentang City Challenge Bandung ini? SERU BANGET KAN?!
Sekian dulu review CITY CHALLENGE @Bandung part 1 ini, review berikutnya akan aku tulis di blog review part 2, Semoga bermanfaat!!! Terima kasih sebelumnya yang sudah membaca.
Wassalamu'alaikum...
Salam Pengusaha Sukses Berkah Berlimpah,
ANISA HABIBAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar