Blog kali ini Bibah akan menceritakan kembali Kisah si Radja Cendol yang diceritakan pada senin lalu di Kampus Bisnis Umar Usman. Nah,selain itu Bibah juga akan menulis Materi yang dijelaskan di Kampus Bisnis ini, yaitu Etika dalam Berbisnis.
Hope you all Enjoy, so here it is....
Kisah Si Radja Cendol
Danu Sofwan
Syahputra Kamandanu Sofwan, Radja Cendol. Founder & CEO PT.JHD RANDOL VISI UTAMA.
"Level tertinggi menjadi seorang manusia adalah bisa berguna dan bermanfaat bagi orang lain" -Danu Sofwan-
Alhamdulillah, setelah beberapa hari ini berkuliah di Kampus Bisnis Umar Usman, kami seringkali didatangi oleh Para Pengusaha-pengusaha sukses,dan tentunya kami diberi ilmunya juga bagaimana seharusnya dalam berbisnis.Tentunya di Kampus Bisnis ini juga mengajarkan Bisnis berbasis islami.Dengan programnya, Kuliah satu tahun jadi Pengusaha, tak diherankan lagi, kalau mahasiswa yang telah menjalankan sekolah bisnis nya setelah wisuda menjadi Pengusaha sukses. Bahkan saat masih menjadi mahasiswa Bisnis di Kampus Bisnis Umar Usman sudah bisa menjadi pengusaha.Kurikulum yang sangat berbeda dengan kampus bisnis lainnya, menjadikan para mahasiswanya Pengusaha muslim yang tangguh namun tetap santun juga sederhana karena meneladani berbisnis ala Rasulullah dan para sahabatnya. Umar dan Usman.
Salah satunya, pengusaha Cendol susu pertama di Indonesia, yaitu Mr.Danu Sofwan,Radja Cendol sudah tiga kali ia diundang ke Kampus Bisnis kami,
Kampus Bisnis Umar Usman. Ia pun mengakui bahwa para mahasiswa
sekolah bisnis Umar Usman ini kereeeeen banget!.Ia juga tak bosan jika di lain kesempatan ia diundang kembali ke kampus bisnis umar usman ini.
Kampus Bisnis Umar Usman. Ia pun mengakui bahwa para mahasiswa
sekolah bisnis Umar Usman ini kereeeeen banget!.Ia juga tak bosan jika di lain kesempatan ia diundang kembali ke kampus bisnis umar usman ini.
YUK KULIAH di KAMPUS BISNIS UMAR USMAN |
Bermula dari usaha ayahnya yang bangkrut lalu tak lama kemudian meninggal.Tak meninggalkan satu asetpun, dengan sangat terpaksa ibunya menjual butik miliknya untuk menghidupi keluarga dengan 4 anak ini.Danu, anak ke-tiga dari 4 bersaudara dan ia satu-satunya anak laki-laki, jadilah ia harapan (tulang punggung) untuk keluarga. Saat itu ia baru saja lulus SMA, dan ia mencari konveksi sepatu yang memang hasilnya bagus.Saat itu ia menjualkan kepada teman-temannya dan alhamdulillah menghasilkan.Beberapa bulan kemudian, saat ia memesan sepatu untuk dijualkan lalu harus mentransfer sejumlah uang yang cukup besar, ia pun langsung percaya saja,karena memang selama ini hasil sepatunya bagus dan datang tepat waktu.Beberapa hari kemudian, sepatu tak kunjung sampai ke rumah,ia pun menghubungi pemilik konveksi sepatu tersebut, namun tak kunjung mendapat jawaban.Ia masih berpikir positif,mungkin dikarenakan banyak yang pesan dan sedang sibuk,pikirnya begitu.Namun sudah hampir sebulan tak kunjung juga mendapat jawaban untuk pesanan sepatunya.Disitulah ia sadar, bahwa ia telah tertipu. Ia pun sangat terpaksa memberitahu hal ini kepada ibunya yang tercinta,lalu menangis bersama-sama.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga,terpaksa menjual barang-barang yang ada dirumah, seperti tv,guci,kasur,kipas angin,dll. Mr.Danu juga sempat gagal berulang saat mencoba bisnis clothing.Namun ia tetap semangat karena ia jadikan motivasi yang tinggi dikarenakan memiliki kakak perempuan yang mengalami Down Syndrome namun tetap semangat untuk hidup.Disaat teman-temannya sudah asyik nongkrong sana-sini, Mas Danu harus bersusah payah untuk mencari uang kesana kemari.Pernah menjadi kuli pasir, pernah mengamen, semua demi keluarga.Suatu hari ia ingin meminjam uang kepada temannya, akhirnya ia menemukan teman yang baik hati yang ingin meminjamkan ia uang.Setelah sebulan ia menjadi supir temannya,barulah ia dipinjami uang sebesar Rp 1.500.000 . Uang itu ia jadikan untuk modalnya membuat gerobak dan modal bisnisnya.
Kaos Randol yang dipakai mas Danu ini limited edition |
Tahun 2014,ia punya outlet pertama Radja Cendol atau dikenal dengan Randol di Pondok Kelapa.Dikarenakan pada saat itu sedang booming minuman dalam cup, ia pun berinovasi serta ingin mengangkat citra cendol yang tradisional itu.Tidak langsung laku, ia bercerita, awal bikin 200 cup yang laku cuma 1 cup 😄. Serba hitam, outletnya dikira booth tattoo, "mas ini jual tattoo ya?". Ada juga yang datang hanya untuk nyinyir, alah cendol.. (langsung pulang). Lalu ia berpikir bagaimana caranya agar cendol ia dibeli, ia pun membuat tulisan di kardus indomie, Beli 1 gratis 3.Datanglah mbak-mbak bawel, mas jual apa? lalu dijelaskanlah oleh mas Danu ini, saya jual cendol mbak,pake susu,pake ini itu... bla-bla-bla... iya,tapi gratis 3 kan mas? iya mbak,iyaa... Namanya juga orang Indonesia, ngeliat yang gratisan langsung rame dehh...!!! Alhamdulillah outlet nya ramai banyak yang datang hingga motor yang parkir menyebabkan kemacetan😄.
Outlet Randol yang serba hitam |
Mas Danu juga bercerita, bahwa pernah suatu saat diajak 5 temannya berkumpul tepat diseberang outlet Randolnya, Nu, kalo mau laku coba deh lo teriak... Lalu ia pun naik ke atas kursi sambil berjongkok meminum randol, ia teriak kira-kira seperti ini, woiii lu semua liat deh outlet yang diseberang,itu cendol nya enak bangett huuuu segerrr mantaaapp!!. Namun, apa yang terjadi setelah itu? Orang-orang melihat ke arah mas danu dengan tatapan sinis,tatapan meremehkan,berbisik-bisik tetangga (eaak),sampai-sampai teman yang berhadapan dengan mas danu langsung berbalik arah karena malu, pura-pura gak kenal.Disuatu kesempatan juga saat ada badzaar, ia menyewa tempat untuk outlet randol nya, hal itu ia gunakan untuk mempromosikan randolnya.Bagaimana cara ia mempromosikannya? tentu dengan cara yang unik, begini ceritanya... ia berkeliling-liling sekitar badzaar yang sedang ramai pengunjung itu, bukan sekedar berkeliling, ia sambil minum minuman cendol yang ia buat, habis ia buat lagi,lalu minum lagi sambil keliling dengan berpromosi, "wah enak bangetttt segeerrr parahh ini cendol,srrppttttt,ahhh!" hingga akhirnya ia kekenyangan, namun ia tak putus ide. Ia berdiri didepan pintu masuk badzar, lalu membawa minumannya ia tak minum namun dilihatin saja, sambil ia berteriak keras "paraahhh segeeeer bangettt ini cendol,siang-siang gini huuuh srrrpppptt,aahhh(menyeruput cendolnya),Randol namanya unik lageee hahhahahaa!!" kali ini ia sendiri, haha, jadi gak malu-maluin temennya lagideh.(kami tertawa).Tetap saja dilihatin dan jadi pusat perhatian orang-orang yang lewat. Ketika ia kembali ke outletnya, waaaahh tak disangka, outletnya ramai pengunjung! ada yang hanya sekedar ingin tahu, ada juga yang mau membeli.Alhamdulillah akhirnya menghasilkan omset 300 juta/bulan dan kini lebih dari itu karena sudah memiliki banyak cabang 780 outlet di seluruh Indonesia.... .
Mas Danu Sofwan, Radja Cendol. |
Mas Danu memberikan kami pelajaran, bahwa dalam berbisnis, tidak boleh malu-malu, harus berani Gila(dalam hal positif),jangan takut gagal,dan kontinu(terus-menerus,sabar, jangan baperan).Ia memiliki EPIK yaitu Evaluasi,Perbaiki,Introspeksi,Komunikasi.
Ia juga terus berinovasi dalam membuat minuman cendolnya, dibuatlah menarik dengan membuat nama-nama yang nyeleneh,contohnya KECANTOL BRONDONG (Keju campur cendol brownies enak dong).Pada bulan ramadhan, ia membuat kolak dicampur cendol.Pada musim durian, ia membuat Durian Fusion,cendol dicampur durian.
VARIAN RASA RANDOL dan masih banyak lagi yang lainnya. |
Ilmu yang disampaikan oleh Mas Danu diantaranya sebagai berikut :
- Kita harus bisa menghadapi era Digital Disruption
- Harus punya transformasi digital (sosmed)
- Ada 5 level Pengusaha (CEO,Director,Owner,Investor,Entrepreneur)
- Kita harus bisa berinovasi, buat sesuatu apa yang kita belum punya
- Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam berinovasi, yaitu Attention,Interest,Differentation
- Hindari penyakit Kupeng (Kurang Pengetahuan),Kudisan(Kurang disiplin & anget-angetan),Kurang mengerti apa yang dilakukan.
- Mulai buka Mindset kita
- Kupret (Kudu pake riset),Jangan Lambret (Jangan Lambat)
- Harus pintar mencari celah dari momentum
- Tentukan target (Diferensiasi,unique selling point,History/tujuan)
- Perlu menyiapkan Psikologis yang sehat (Ide,gagasan,hal yang positif)
- Harus memperbanyak latihan,pengetahuan serta keterampilan
- Branding, Bikin kuesioner untuk meriset produk kepada pembeli
- Psikologi pricing juga sangat dibutuhkan untuk menarik pelanggan
- Logo, brand,slogan yang menarik, karena mempengaruhi persepsi pelanggan
- Kreatif, memanfaatkan digital media
- bukan hanya branding produk, tapi pelanggan juga butuh di edukasi
- Terkadang kita harus belajar menjadi orang lain. Karena jika kita menjadi diri sendiri yaitu contohnya baperan, gak sabaran, ya kita gak bisa tuh menghadapi pelanggan.
Saatnya dzuhur tiba, kami pun sholat dzuhur dilanjutkan makan siang.Setelah selesai, kami pun kembali ke ruang kelas dan..... para fasilitator, dan tim manajemen yaitu Mr.Fey dan Mr.Reyhan mengajak kami untuk bermain games lalu sharing bisnis kami...Ternyata ada yang sudah punya bisnis dan sudah memiliki 2 karyawan disetiap cabangnya,luar biasaaaa!
Mr.Fey dan salah satu Boss yang sudah punya bisnis |
Setelah sharing, kami kedatangan ustadz yang sangat luar biasa,Ust.Hepi Andi Bastoni.
Etika Berbisnis ala Rasulullah
Ustdz. Hepi Andi Bastoni
Hepi Andi Bastoni, Penulis,Dosen,Ustadz, Director beberapa Perusahaan ternama di Indonesia.
Rasulullah SAW bersabda, "Rezeki itu terdiri dari 20 pintu,19 pintu dari Bisnis, sedangkan 1 berasal dari yang lain".
Ustadz Hepi ini menyampaikan bahwasanya menurut para ulama, Dosa besar apabila mengatakan Nabi Muhammad itu miskin. Sedangkan pada saat beliau menikahi Khadijah, beliau memberikan mahar sebanyak 20 ekor Unta, yang jika dikonversikan sekarang senilai kurang lebih 600 juta rupiah.
Rasulullah juga lebih lama ketika menjadi pengusaha daripada menjadi nabi, yaitu pada saat berusia 12 sampai 37 tahun dan sekitar 25 tahun lamanya nabi berdagang.
Sekitar 4-7% penduduk dibutuhkan menjadi Pengusaha apabila ingin Negara itu Maju.
Ada etika dalam berbisnis ,diantaranya :
1.Mengenal Produk yaitu memulai dari bisnis yang kita sukai,Ali pernah berpesan,Jangan bisnis ditempat orang yang tidak mengerti.
- Menguasai produk : dengan cara menggunakan produk yang dijual,mengkonsumsi barang yang dijual,Bisnis yang disesuaikan dengan hobi.
- Mengetahui tata cara : Mengambil keuntungan,mempertahankan kualitas,toleransi transaksi.
- Mengetahui akad : Mudharabah,Musyarakah,Al-Ijarah
3. Menghindari sumpah palsu , seperti mengatakan ini barangnya ori padahal kw, menghindari riba.
4.Disiplin waktu : Adanya keberkahan diwaktu pagi, kita disarankan untuk memulai aktifitas sedari pagi
5.Mempermudah transaksi : Kalau punya hutang segera bayar, apabila sudah memiliki uang,langsung dilunasi.Bagi pemberi hutang hendaknya kita memberi kelonggaran waktu untuk membayar.Boleh membayar via pulsa jika tidak memiliki atm.
6.Berbisnis yang Halal : Jangan riba, tidak menipu. Riba itu contohnya : apabila harga aslinya 2juta rupiah namun jika pembeli mencicil maka menjadi 2,5 juta rupiah. Kecuali sebelumnya sudah ada perjanjian atau meminta dibelikan oleh bank, lalu bank menjual kembali ke kita dalam rangka mengambil keuntungan penjualan.
7.Rapi administrasi : Mulai sekarang harus rajin mencatat segala yang berhubungan dengan uang, administrasi khususnya.
8.Silaturahim : saling bertemu tatap muka, tidak melalui Online.Karena kebersamaan itu menyelamatkan,bisa memberikan solusi.
9.Banyak Istighfar & Do'a : Selalu mengingat Allah karena hanya DIA lah yang Maha pemberi Rezeki.
10.Zakat & Sedekah : bisa bernilai amal jariyah untuk akhirat kita nanti.
sebelum pulang, Ustdz.Hepi memberikan pertanyaan dan membagikan bukunya bagi yang bisa menjawab.
Salah satu boss dari akhwat mendapat buku dari ust.Hepi. |
Selesai Matrikulasi hari ini, Alhamdulillah, sangat menginspirasi Bibah, seperti hari-hari sebelumnya, bibah pun pulang sendiri lalu membeli nasi untuk makan malam di warteg dekat kampus.
Sekian Blog bibah kali ini.... semoga bermanfaat bagi kalian yang membaca yaaa...! Terimakasih.
Wassalamualaikum...
SALAM PENGUSAHA SUKSES BERKAH BERLIMPAH,ANISA HABIBAH.
1 komentar:
Naaah aakhirnya ada juga nama saya.... tapi dikit amat yaaaaak.... hahahh.... keren tulisannya
Posting Komentar